Generasi Muda (juga) Bisa Bertakwa

Rabu, 22 September 2010

credit: salmanitb.com
Anda tentu sering kali mendengar soal sebuah ungkapan bahwa pemuda adalah Generasi tunas harapan bangsa, generasi penerus bangsa. Jika Anda seusia dengan saya maka mungkin akan belum terlalu memahami secara hakiki maksud dari ungkapan tersebut. Sebab kita kadang sendiri bingung dengan yang terjadi sekarang ini. Melihat situasi negara yang karut marut, keadaan ekonomi yang hancur, serta moral yang amburadul, pertanyaan besar adalah: APA YANG HARUS DITERUSKAN? Hehehe...


Sedikit ironis ketika generasi kita yang digadang-gadang orang tua kita malah berperilaku amoral seperti pergaulan liar pranikah, memakai narkoba, mabuk-mabukan, bandel. Padahal generasi seperti kita inilah dimana masih memiliki raga yang kokoh dan pemikiran yang segar. Kalau saya boleh urun rembug, pemikiran dan ide dari remaja seperti kita itu bagaikan bom yang suatu saat meledak bila diaktifkan, tetapi bisa saja menjadi melempem ketika tidak pernah diaktifkan. Ada kecenderungan kemunduran kualitas pemuda dari jaman ke jaman. Ketika waktu kemerdekaan Indonesia, para pemuda lah yang menjadi pelopor untuk bangkit. Entah untuk jaman saya sekarang, peran apakah yang dimainkan oleh generasi saya untuk bangsa.

Beruntung ketika ledakan dan loncatan dahsyat pemikiran terjadi pada saat yang tepat, maksud saya ketika ada pengarahan yang benar. Yang berbahaya itu ketika terjadi ledakan pemikiran yang luar biasa tanpa dibarengi dengan pengarahan yang benar dikhawatirkan akan membahayakan diri mereka sendiri atau bahkan lingkungan sekitar.

Tetapi, saya sendiri juga tidak memungkiri, sebagai remaja, tentu rasa ingin tahu, utamanya pada hal-hal yang berbau larangan sangat besar. Mau bukti? Banyak di antara remaja yang lebih memilih menonton pementasan musik daripada menghadiri masjlis pengajian. Jadi cukup sulit untuk membiasakan diri kita menyenangi hal-hal yang baik dan maslahah untuk kebutuhan bersama.

Berarti, remaja bisa dikatakan sulit untu bertakwa dong? Tidak juga. Mengutip dari tulisan Mas Oleh Sholihin dalam buku Yang Muda yang Bertakwa, ada beberapa cara untuk menjadi pemuda yang ideal dan bisa dibanggakanm yaitu:
Pertama, percaya dan hanya menyembah kepada Allah.
Kedua, berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua, Islam menekankan pentingnya berbuat kepada kedua orang tua dan merupakan bagian terhadap penyembahan terhadap Allah Yang Maha Kuasa.
Ketiga, jujur dan bertanggungjawab, pemuda Islam patutnya berikhtiar untuk memanfaatkan amanah yang berupa kekayaan, kedudukan, kesehatan, tindakan, pengetahuan dan lainya (termasuk dakwah).
Keempat, persaudaraan dan kasih sayang, Pemuda Islam juga harus memiliki sifat kasih sayang antar sesamanya dan hendaknya dibarengi dengan semangat berkorban.
Kelima, yang terakhir adalah bermusyawarah, setiap individu memiliki perbedaan, agar tidak terjadi perpecahan dan kesalahpahaman dalam bermasyarakat, tentunya pemuda Islam juga harus perpegang teguh pada norma-norma permusyawarahan.

Tidak usah berkecil hati. Semua itu gampang diamalkan oleh kita yang notabene "bandel" terhadap urusan agama. Caranya belajar pelan-pelan. Saya jadi teringat kutipan Lao Tse yang terkenal
P
erjalanan 10.000 kilometer dimulai dari langkah pertama

Semoga kita kelak bisa mewujudkan impian orang tua kita bersama menjadi generasi penerus bangsa yang (juga bisa bertakwa. Wallahu A'lam

Tentang Penulis
Saya Nailin Ni'mah, salah satu siswa MA Matholi'ul Huda Troso. Saya penulis sekaligus pengembang blog madrasah ini. Selamat membaca tulisan rintisan maupun kutipan-kutipan yang saya sajikan untuk Anda. Happy Blogging!

0 komentar to “Generasi Muda (juga) Bisa Bertakwa”

Kami menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Kami berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.